GuidePedia

0
Saat terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2016 lalu, Donald Trump mengeluarkan sejumlah kebijakan yang banyak dikritik karena dianggap diskriminatif. Salah satunya adalah melarang imigran dari sejumlah negara Muslim.


Saat awal menjabat, Trump memperketat akses imigran, pengungsi dan beberapa pemegang visa dari Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman. Trump mengeluarkan perintah eksekutif berisi larangan masuk bagi warga dari negara-negara tersebut.

Perintah eksekutif ini termasuk dengan pelarangan administrasi imigran dari semua negara sampai Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri mencapai tahap akhir proses pemeriksaan.

Masa jabatan Trump sudah selesai 19 Jan 2021. Dia  telah meninggalkan Gedung Putih setelah Joe Biden dilantik pada Januari 2021.

Seperti apa nasib para imigran Muslim setelah Trump tak lagi menjabat?

Setelah terpilih menjadi Presiden AS, Biden akan menepati janjinya mencabut “larangan untuk Muslim” pada hari pertama menjabat.

Pada 2018, Trump beserta pemerintahannya juga sempat beberapa kali menyusun ulang perintah eksekutif itu di tengah banyak gugatan hukum pada 2018.

Larangan itu sebenarnya dapat dengan mudah dibatalkan karena dikeluarkan atas perintah eksekutif dan pengumuman presiden. Namun menurut para ahli kebijakan, tuntutan hukum dari kaum konservatif dapat menunda proses tersebut.

Oleh sebab itu, pada bulan lalu Biden berjanji untuk membatalkan larangan itu dan akan mendorong politikus untuk membuat undang-undang untuk memerangi peningkatan jumlah kejahatan rasial di AS jika ia terpilih menjadi presiden.

“Sebagai presiden, saya akan bekerja sama dengan Anda untuk menghancurkan racun kebencian dari masyarakat kita, untuk menghormati kontribusi Anda dan meminta gagasan-gagasan Anda. Pemerintahan saya akan terlihat seperti Amerika dengan Muslim Amerika menjabat di setiap tingkatan,” jelas Biden, dilansir dari Aljazeera, Minggu (8/11).

"Pada hari pertama, saya akan mengakhiri larangan Muslim inkonstitusional Trump,” sambungnya.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di AS, mengucapkan selamat kepada Biden atas kemenangannya pada hari Sabtu dan meminta agar Biden menepati janji kampanyenya.

"Presiden terpilih Biden telah berjanji untuk mengakhiri Larangan Muslim pada hari pertamanya menjabat, termasuk Muslim di setiap tingkat pemerintahannya dan mengatasi masalah diskriminasi rasial dan agama,” Direktur Eksekutif nasional CAIR, Nihad Awad.

"Kami berencana untuk bergabung dengan para pemimpin dan organisasi Muslim Amerika lainnya untuk memastikan bahwa pemerintahan Biden memenuhi janji-janji ini. Kami juga berencana untuk terus meminta pertanggungjawaban pemerintah kami jika terjadi kesalahan,” tambahnya.

Trump memberlakukan pembatasan perjalanan yang sering disebut oleh para kritikus sebagai “larangan Muslim” melalui serangkaian perintah eksekutif yang memilih Iran, Libya, Somalia, Suriah, dan Yaman, memicu kritik bahwa tindakan tersebut merupakan diskriminasi agama yang melanggar hukum.

Dia juga kemudian memperluas larangan untuk memasukkan Venezuela dan Korea Utara serta menambahkan Nigeria, Sudan, Myanmar, dan tiga negara lain ke dalam daftar.

4 Aturan Donald Trump Ini Bakal Dihapus Joe Biden, Nasib Muslim di Amerika Serikat akankah lebih Aman, akankah Muslim diperlakukan Adil ?

Presiden AS Joe Biden yang menjabat, tepatnya sejak usai upacara pelantikan digelar pada Rabu 20 Januari 2021.

Dalam pelantikannya, ia telah memaparkan sejumlah janji-janjinya dan targetnya untuk 100 hari pertama ketika ia menjabat sebagai presiden AS.

Ia pun telah menyampaikan bahwa ia akan menghapus sejumlah kebijakan yang sebelumnya diterapkan oleh Donald Trump. Hal ini ia sampaikan melalui memo dari kepala stafnya, Ron Klain.

Mengutip CNN, Senin (18/1/2021), berikut adalah sejumlah kebijakan Donald Trump yang rencananya akan dihapus oleh Joe Biden di hari-hari pertama ketika ia resmi menjabat sebagai presiden:

1. Kembali Bergabung dengan Perjanjian Iklim Paris

Keputusan Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian Paris tentang perubahan iklim yang disepakati pada 2015 juga mendapat kritikan dari sejumlah pemimpin dunia. (AP/ Susan Walsh)

Salah satu kebijakan yang akan diubah oleh Joe Biden dari yang sebelumnya diputuskan oleh Trump adalah kembali bergabung dengan Perjanjian Iklim Paris.

Kala itu, Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik AS dari perjanjian iklim Paris. Kesepakatan Paris bertujuan untuk memperlambat perubahan iklim dengan menetapkan batasan emisi karbon yang telah banyak dianut oleh komunitas bisnis.

Donald Trump sendiri menganggap bahwa kesepakatan Paris bertujuan untuk memincangkan, merugikan, dan memiskinkan AS. Ia mengklaim, kesepakatan itu menelan US$ 3 triliun GDP AS dan menghilangkan 6,5 juta pekerjaan.

"Untuk memenuhi kewajiban saya dalam melindungi Amerika dan warganya, Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan iklim Paris," kata Trump.

2. Cabut Larangan Masuk AS untuk Warga Muslim

Seorang wanita membawa poster saat reli menentang kebijakan travel ban tujuh negara mayoritas Muslim yang dikeluarkan oleh Presiden Trump di New York Times Square, AS, Minggu (19/2). (AP/Andres Kudacki)

Pada hari pertamanya menjabat, Presiden terpilih AS Joe Biden berencana untuk mengeluarkan sejumlah perintah eksekutif, termasuk satu perintah yang membatalkan larangan perjalanan kontroversial di beberapa negara yang mayoritas penduduknya Muslim.

Para pengamat mengatakan larangan tersebut dapat dengan mudah dibatalkan karena dikeluarkan oleh perintah eksekutif dan proklamasi presiden, meskipun tuntutan hukum dari lawan konservatif dapat menunda proses tersebut.

“Sebagai presiden, saya akan bekerja dengan Anda untuk merobek racun kebencian dari masyarakat kita untuk menghormati kontribusi Anda dan mencari ide-ide Anda. Pemerintahan saya akan terlihat seperti Amerika, dengan Muslim Amerika melayani di setiap tingkatan," kata Biden pada bulan Oktober.

Sebelumnya pada 2017, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang wisatawan dari tujuh negara mayoritas Muslim memasuki Amerika Serikat.

3. Kembali Gabung dengan WHO

Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO. Dok: Gedung Putih

Lebih lanjut lagi, Presiden terpilih Joe Biden juga akan kembali membuat AS bergabung dengan WHO sebagaimana sebelumnya telah dibatalkan oleh Donald Trump.

Di tengah pandemi COVID-19 yang hingga kini masih berlangsung, Donald Trump secara resmi telah menarik Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Donald Trump telah menyatakan niatnya sejak akhir Mei lalu, sambil menuduh WHO berada di bawah kendali China selama penanganan pandemi Virus Corona COVID-19. Meskipun ada panggilan dari UE dan yang lainnya, dia mengatakan akan menarik diri dari badan PBB dan mengalihkan dananya ke tempat lain.

4. Perkenalkan RUU Imigrasi

Pengunjuk rasa berorasi saat menggelar aksi protes di Bandara Internasional San Francisco, Sabtu (28/1). Mereka memprotes kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang melarang warga dari 7 negara muslim masuk Amerika Serikat. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Biden mengatakan dia berencana untuk segera memperkenalkan RUU imigrasi setelah menjabat.

Selama puluhan tahun belakangan, mereka yang tidak berdokumen bak melewati medan pertempuran untuk mendapatkan kewarganegaraan di AS.

Rencananya, RUU itu akan memberi jalan bagi 11 juta imigran tidak berdokumen untuk mendapatkan kewarganegaraan yang selama ini menunggu hingga delapan tahun sebagai penduduk tetap. Biden juga merencanakan perintah eksekutif yang melembagakan "perpanjangan empat tahun" dari program.

tag : Prospek Nasib Muslim setelah Joe Biden dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat ?

Sumber : merdeka. Com Reporter: Galya Nge dan www.liputan6. com

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top