GuidePedia

0
Aksi buzzer belakangan memang mulai meresahkan, sampai-sampai Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk menertibkan para pendukungnya atau buzzer yang akhir-akhir ini sudah keterlakuan membuat resah.

Hanya saja suara dukungan terhadap kehadiran buzzer begitu kuat berhembus dari Kantor Staf Kepresidenan.

Bahkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian menegaskan bahwa buzzer adalah hal yang wajar di negara demokrasi. Menurutnya, setiap kekuasaan memiliki buzzer yang membela.

Menanggapi komentar tersebut, banyak pihak menilai istana secara tidak langsung menolak membubarkan buzzer.

Meski demikian, tanpa direncana sedikitpun para buzzer penguasa mulai terbongkar kedoknya satu persatu, hal ini dikarenakan cuitan dan nyinyiran yang membabi buta menyerang siapa saja yang tidak sejalan dengan pemerintahan saat ini.

Usai politisi PSI Husin Alwi yang ditelanjangi netizen karena mengoleksi gambar porno, kini Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Gusnaidi Hetminado alias Teddy Gusnaidi dibongkar habis netizen yang ternyata cuma lulusan SMK.

Berawal dari cuitan Teddy yang mempersoalkan penggunaan dana haji di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di tweeternya @TeddyGusnaidi.

"Diera kepemimpinan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, dana haji pun pernah diinvestasikan ke infrastruktur. Lalu ia pertanyakan, mengapa hal tersebut tak bisa dilakukan kembali di era Presiden Jokowi ?", tulis Teddy.

Kemudian Teddy melanjutkan tulisannya,"Kemudian, apakah UU 34 tahun 2014 tentang pengelolaan dana haji melarang investasi seperti yang mereka katakan ? Oh ternyata UU malah mengatur dan membolehkan investasi".

Atas tudingan Teddy Gusnaidi tersebut, politisi Demokrat Adamsyah WH lewat akun tweeter @DonAdam68 mambantahnya.

“Pada tanggal 17 Oktober 2014 UU No. 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji disahkan DPR. Artinya, setelah UU ini terbit, Pengelolaan Dana Haji wajib taat seperti apa yg tertuang dalam UU tsb. Mengerti kau Tol?,” tulis @DonAdam68

Menurut Teddy, pada zaman Orde Baru (Orba), kelompok tersebut tak berani keluar rumah. Anehnya, pada zaman reformasi kelompok itu justru koar-koar pemakzulan Jokowi.

Menanggapi cuitan @TeddyGusnaidi, netizen pun ramai-ramai membongkar latar belakang Teddy yang mengaku sebagai aktivis 1998.

Dan ternyata di data caleg PKPI, Teddy hanya tercatat sebagai lulusan SMK.

Teddy mengakui memang tidak lulus kuliah, tetapi sempat menjadi siswa di BSI. Kembali lagi Teddy ditelanjangi netizen. Terungkap bahwa Teddy adalah pecatan BSI. Teddy merupakan pecatan AMIK BSI Jakarta dengan status dikeluarkan.

Tak berkutik ditelanjangi netizen, @TeddyGusnaidi akhirnya menyerah.

“Nah clear ya.. Tks atas datanya. Tahun 97 masuk, harusnya tahun 2000-an selesai. Sibuk kerja, bermusik dan urus organisasi buruh sehingga walau sudah jalani 6 semester, tidak menyelesaikan tugas akhir, sampai akhirnya dinyatakan DO. Ini contoh yang tidak bagus, jangan ditiru.” (*)

Sumber : https://portalsurabaya.pikiran-rakyat.com

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top