GuidePedia

0
Mengejutkan! Pemirsa acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di sebuah stasiun TV swasta, Selasa malam (8/11/2016), dibuat kaget oleh pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Apalagi baru pertama kali ini seorang jenderal TNI aktif mau menjadi nara sumber dalam acara ini.

Dengan pernyataan keras dan berani, Gatot Nurmantyo memaparkan pikirannya dalam acara bertajuk “Setelah Aksi Damai 4.11” yang mengkritisi persoalan terkait aksi damai demo Bela Islam yang menuntut penista agama tersebut. Nara sumber diantaranya adalah Kapolri Tito Karnavian, Buya Sjafii Maarif, Yenny Wahid, Refly Harun, kalangan praktisi dan pakar hukum, wakil dari MUI, dan lainnya.

Gatot Nurmantyo menilai JELAS ADA Konspirasi Global dan Bahaya Kuning terhadap kedaulatan NKRI. “Strategi Perang Candu di China di masa lalu dengan cara melemahkan sebuah negara dari dalam, sudah dilancarkan kepada Rakyat Indonesia yang 5 persen rakyatnya sudah terkontaminasi dan dilemahkan oleh Narkoba. Sumbernya adalah Candu dari China,” ungkap Jenderal bintang empat kelahiran Tegal, Jawa Tengah.

Umat Islam adalah benteng terakhir yang akan menjaga keutuhan NKRI

Indonesia tanpa umat muslim bukan Indonesia. Indonesia tanpa umat Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha bukan Indonesia. Indonesia harus menjaga kebhinekaan.

Demo kemarin sangat indah. Saya dan pak Tito menyaksikan dengan jelas yang melakukan provokasi bukan pendemo. (beda banget sama pernyataan pak Tito)

Panglima TNI Gatot Nurmantyo santai menjawab pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Karni Ilyas, yang menyebut banyak suara yang meminta menjadi presiden.

‘’Banyak suara yang menyebut jenderal cocok jadi presiden,’‘ ujar Karni dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa (8/11/2016).

Gatot mengatakan Presiden Joko Widodo sebagai Panglima Tertinggi sudah memerintahkan TNI untuk menjaga kebhineka tunggal ika-an.

"TNI sebagai garda terdepan menjaga bhineka tunggal ika, serta menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, dan beliau (Jokowi) atasan saya," kata Gatot.

‘’Maka beliau (Presiden Jokowi) adalah atasan saya.’‘"Saya pernah bersumpah 15 Maret 1982. Antara lain, ‘Demi Allah saya bersumpah, di atas Alquran nih, Pak Karni. Saya bersumpah setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945."

" Nomor tiga, Demi Allah saya bersumpah taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan." "Apabila saya berkeinginan menjadi Presiden, maka saya melanggar sumpah saya."

"Umur saya juga sudah 56 tahun, Pak Karni. Kata ustaz-ustaz saya, kehidupan di dunia ini hanya sekejap mata saja. Kehidupan abadi di sana.’‘

‘’Saya lebih baik saya menjadi tumbal melaksanakan tugas untuk menjaga kebhinekaan daripada saya menjadi presiden."

Pernyataan Jenderal Gatot Nurmantyo ini sebelumnya sudah berkali-kali dia lontarkan di mana-mana dan di berbagai kesempatan diskusi. Tapi nampaknya tidak ada yang mendengarkan. Pemerintah, Politikus dan Penggembira di sekitar lingkaran kekuasaan saat ini, semua abai pada seruan keprihatinan Panglima TNI tersebut.
Malam itu sepertinya Gatot Nurmantyo mendapatkan panggung untuk mengeluarkan unek-uneknya kembali. Sampai-sampai semua computer graphics-nya dia bawa ke Studio TvOne dan sudah well-prepared untuk ditayangkan pada saat dia bicara.

Sebagai pemimpin TNI yang dekat dengan ulama dan menjadi sahabat ulama, pak Jenderal TNI memperlihatkan penghargaannya kapada para Ulama yang memimpin Aksi 411.

Tapi kesopanan serta posisi jabatannya, membuat ia ‘tak bisa’ menyampaikan ketidak-berpihakannya kepada Penista Agama. Namun secara tidak langsung, dalam kalimatnya ia menyampaikan bahwa ‘Perbuatan Ahok menjadi salah satu faktor perpecahan’ dan harus segera diselesaikan.

Pembahasan Jenderal Gatot sepertinya memang tak ada hubungannya dengan Aksi 411 yang jadi tema ILC malam ini. Tapi kapan lagi dia bisa menyuarakan unek-uneknya sepanjang itu, selama dan sebebas itu, dan live pula…!

Dalam acara ILC tersebut, Jenderal Gatot Nurmantyo terlihat sebagai figur yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi dan anti imperialisme. Terbukti dengan pernyataannya yang menyerukan agar bangsa kita waspada terhadap pihak RRC (Tiongkok) yang akan bisa ‘mencaplok’ Indonesia dan juga mempertanyakan adanya 1.250 tentara/marinir Amerika Serikat (AS) yang mangkal di Darwin, Australia.

Gatot Nurmantyo merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982 yang berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad. Gatot pernah menjadi Komandan Kodiklat TNI-AD,[7] Pangdam V/Brawijaya, Gubernur Akmil, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Gatot juga adalah Ketua Umum PB FORKI periode 2014-2018. 

Share artikel ini

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top