SINAIOnline- Abdul
Bari Atwan, seorang wartawan terkemuka mengatakan bahwa Militer Mesir
dan Oposisi telah salah dalam menilai kekuatan Ikhwanul Muslimin. Editor
Al-Quds Al-Arabi -kantor berita yang berbasis di London- ini
juga mengatakan bahwa Militer telah menipu rakyat dalam aksi kudeta
terhadap presiden terpilih, Muhammad Mursi.
Dalam sebuah
wawancara televisi pada hari Jumat lalu, Atwan mengatakan bahwa Militer
dan Oposisi khawatir terhadap gerakan-gerakan Islam di Mesir yang
dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin.
Atwan juga menambahkan bahwa Militer akan membayar mahal terhadap darah dan nyawa rakyat Mesir atas aksi kudeta tersebut. "Kesalahan Mursi selama satu tahun menjabat tidak sebanding dengan kesalahan Militer, yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan Mursi, sehingga menimbulkan berbagai perpecahan dan pertumpahan darah." lanjut Atwan.
Atwan memperingatkan bahwa "ratusan ribu" orang Mesir bisa kehilangan nyawa mereka, akibat kekacauan yang dipicu oleh aksi kudeta. Dia juga menanyakan pihak Barat yang selama ini berkoar-koar menceramahi dunia Arab tentang demokrasi. "Apakah karena kekuatan Islam yang berkuasa, sehingga mereka diam bahkan mendukung aksi kudeta tersebut?" Tanyanya.
Jelas sudah, bahwa AS dan Uni Eropa hanya mengakui Demokrasi untuk kekuatan liberal dan sekuler, serta kekuatan-kekuatan yang mengikuti prinsip dan kepentingan mereka. Dia juga "terkejut" ketika membaca di New York Times bahwa tokoh oposisi Mesir Baradei, telah meminta dukungan kepada Menteri Luar Negeri John Kerry dan Kepala Uni Eropa Urusan Luar Negeri Catherine Ashton, atas aksi kudeta tersebut. (memo/sinai) Redaktur: San Nur
Atwan juga menambahkan bahwa Militer akan membayar mahal terhadap darah dan nyawa rakyat Mesir atas aksi kudeta tersebut. "Kesalahan Mursi selama satu tahun menjabat tidak sebanding dengan kesalahan Militer, yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan Mursi, sehingga menimbulkan berbagai perpecahan dan pertumpahan darah." lanjut Atwan.
Atwan memperingatkan bahwa "ratusan ribu" orang Mesir bisa kehilangan nyawa mereka, akibat kekacauan yang dipicu oleh aksi kudeta. Dia juga menanyakan pihak Barat yang selama ini berkoar-koar menceramahi dunia Arab tentang demokrasi. "Apakah karena kekuatan Islam yang berkuasa, sehingga mereka diam bahkan mendukung aksi kudeta tersebut?" Tanyanya.
Jelas sudah, bahwa AS dan Uni Eropa hanya mengakui Demokrasi untuk kekuatan liberal dan sekuler, serta kekuatan-kekuatan yang mengikuti prinsip dan kepentingan mereka. Dia juga "terkejut" ketika membaca di New York Times bahwa tokoh oposisi Mesir Baradei, telah meminta dukungan kepada Menteri Luar Negeri John Kerry dan Kepala Uni Eropa Urusan Luar Negeri Catherine Ashton, atas aksi kudeta tersebut. (memo/sinai) Redaktur: San Nur
Baca juga artikel penting berikut :
Kupas Tuntas Kronologi Kudeta Militer atas Presiden Mesir Dr. Muhammad Mursi,
Oposisi Pesta Pora dansa dansi, walau Masa Depan Mesir Tak Pasti
Pasca Kudeta Militer terhadap Dr. Mursi Chanel Pro Islam Ditutup
30 Juta Rakyat Mesir Demo Tolak Kudeta Militer Pendukung Presiden Mesir Dr Mursi
- Rezim Militer Mesir Jahat : Mesir Tutup Perbatasan Rafah
IM Mesir dan Kudeta Militer
Presiden sementara Mesir Antek Rezim Mubarok dan Militer bubarkan majelis tinggi Hasil Pemilu yang sah
Roadmap Mesir Pasca Kudeta Militer terhadap presiden Mursi