GuidePedia

0
KAIRO - Sejumlah intelektual Mesir berinisiatif untuk mengeluarkan negaranya dari krisis. Mereka menolak apa yang disebut dengan Kudeta Militer atas Presiden Mohammed Morsi dan meminta agar Presiden yang sah Mohammed Morsi dikembalikan pada jabatannya sampai masa pemilihan presiden mendatang.

Dalam inisiatif yang bertajuk “Proses Demokratisasi Mesir dalam menghadapi Kudeta Militer”  itu disebutkan beberapa item (rekomendasi) yang dibacakan oleh mantan calon presiden Mohamed Selim Al-Awa, yaitu: Berdasarkan Undang-undang nomor 141 dan 142 dari Konstitusi 2012, Presiden memberi kewenangan penuh pada  Perdana Menteri dan kemudian kementerian sementara menggelar pemilu parlemen dalam waktu enam puluh hari.

Menurut inisiatif itu, Dewan Perwakilan Rakyat (parlemen hasil pemilu yang dipercepat) akan membentuk pemerintahan, yang kemudian dilanjutkan dengan seruan pemilu presiden lebih awal, sesuai undang-undang dilanjutkan dengan amandemen konstitusi.

Awa mencatat yang dimaksud dalam kata Presiden konstitusi pada undang-undang adalah presiden yang sah, yakni Presiden Mohamed Morsi, bukan kepala kudeta. Dan yang dimaksud dengan perdana menteri konsensus bukan perdana menteri kudeta Hazem El-Beblawi.

Awa mengatakan bahwa pemilihan umum dan referendum adalah satu-satunya cara mengekspresikan kehendak rakyat. Ia juga menyebutkan bahwa seruan Menteri Pertahanan Abdel Fattah al-Sisi, yang menyerukan kepada rakyat Mesir untuk mendelegasikan tentara melawan terorisme, adalah seruan untuk memecah belah rakyat Mesir.

Sementara itu, pakar konstitusi Mesir Tariq Bashari mengatakan, “Kehendak kudeta militer harus dipatahkan.” Ia menambahkan, kembali ke UUD 2012 yang telah dinonaktifkan sejak isolasi Presiden Mohamed Morsi, pada tanggal 3 Juli, merupakan dasar untuk keluar dari kebuntuan saat ini. Ia juga menyebutkan tidak hanya Konstitusi yang harus dikembalikan pada komite terpilih, tapi konstitusi itu adalah lahir dari hati rakyat, dan konstitusi itu menurutnya sudah sangat baik.

Mengomentari pembantaian  yang berlangsung selama pengunjuk rasa proMorsi pada subuh kemarin, ia mengatkaan, “Apa yang terjadi belum pernah terjadi dalam sejarah Mesir modern. Tidak ada pemerintah dalam sejarah Mesir memperlakukan orang dengan kebrutalan seperti itu.

Di antara penandatangan inisitatif ini adalah mantan kandidat presiden Mohamed Selim Al-Awa, Tariq Bashari, penasihat Sheikh Al Azhar Sheikh Hassan El Shafei, kolumnis Fahmi Howeidi, profesor ilmu politik Nadia Mustafa, Heba Raouf, Saif Abdel Fattah, ketua organisasi legitimasi Mohamed Mukhtar al-Mahdi, Wakil Ketua Partai Wasat Mohamed, Majid Khulusi, Mohamed Abdel Gawad dan lain-lain. (LNA/Tajuk.co)

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top