GuidePedia

0
Uskub Muzamil seorang warga Kabupaten Bengkulu Utara, Desa D1 Ketahun, Provinsi Bengkulu menggelar sayembara hadiah satu unit mobil Toyota Fortuner miliknya bagi masyarakat yang mampu membutkikan percakapan Rizieq Sihab dan Firza Husein di WhatsApp adalah asli.

Pengumuman sayembara itu ia sampaikan di akun facebook resmi milik Uskub Muzamil, sejak tiga hari yang lalu.

"Saya wajib menjaga nama baik ulama, dan karena saya yakin itu fitnah. Saya penasaran aja kok segetol itu di media orang-orang mengiyakan kalau fitnah itu benar adanya. Saya ingin tahu sejauh mana penebar fitnah ini dan yang mengiyakan fitnah ini berani mempertanggung awabkan dengan fitnah tersebut," katanya.

Polisi : Chat Habib Rizieq-Firza Asli Kompas.com

Pakar Forensik Digital: Chat Habib Rizieq-Firza Rekayasa 
Kepala Pusat Studi Forensika Digital (PUSFID) Universitas Islam Indonesia (UII) Yudi Prayudi mengungkapkan, kemungkinan besar chat antara Habib Rizieq dan Firza Husein adalah sebuah rekayasa. Pasalnya saat ini ada berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk merekayasa percakapan elektronik.

“Sangat mungkin rekayasa, sejumlah aplikasi memfasilitasi untuk melakukan rekayasa dialog, komunikasi, atau chat sedemikian rupa seolah-olah benar-benar terjadi,” katanya, Selasa (23/5).

Ia mengemukakan, pendapat yang mengatakan adanya ketidaksesuaian antara gaya bahasa atau keanehan dalam dialog yang terjadi dapat diarahkan pada kemungkinan bahwa chat tersebut adalah hasil rekayasa.

Secara forensik, Yudi mengakui, hal tersebut tidak bisa dibuktikan langsung. Kecuali dengan melakukan analisis langsung terhadap telepon genggam dari salah satu atau kedua pihak. Karena itu, untuk membantah adanya chat tersebut, cara terbaik adalah menyerahkan HP dari kedua belah pihak untuk dianalisis oleh orang-orang yang kompeten.

Data telepon genggam salah satu atau keduanya juga sangat mungkin disadap. Baik melalui remote aktivitasnya maupun cloning SIM card. Apalagi jika kedua pihak tidak berhati-hati dalam menyimpan telepon genggam mereka.

Maka dari itu, sangat dimungkinkan ada pihak ketiga yang memanfaatkan ketidakhati-hatian tersebut untuk menerapkan berbagai teknologi penyadapan/spy/kloning. Jika pun benar ada hacker kelas atas yang melakukannya (anonymous), maka teknologi yang mungkin diterapkan, salah satunya adalah memanfaatkan celah keamanan telekomunikasi yang dikenal dengan SS7.

Selain itu, saat ini terungkap fakta bahwa posisi HP milik Firza ternyata sudah disita untuk kepentingan penyidikan kasus lain sekitar Desember 2016. Sementara, kasus chat yang memuat konten pornografi muncul pada Januari 2017.

Berdasarkan fakta ini, maka sebagian pengamat langsung menjatuhkan kesimpulan bahwa pelaku penyebaran pasti bagian dari aparat yang memiliki akses terhadap BB ponsel Firza. Sehingga, dengan asumsi ini, maka fokus masalah bergeser dari konten pornografi menjadi pengungkapan siapa yang menjadi pelaku penyebarannya.

Dari aspek hukum, pelaku penyebaran konten pornografi tentunya akan terjerat sejumlah pasal pada UU ITE No 11/2008 maupun perubahannya pada UU No 19/2016. Sementara, pelaku pornografinya dapat saja terjerat pada salah satu pasal dari UU Pornografi No 44/2008.

“Yang jelas situs sebagai sumber penyebaran dari konten pornografi melalui chat WA telah diblok oleh Kominfo,” kata Yudi.

Dalam hal ini, ketika ada laporan dari masyarakat, aparat penegak hukum memiliki sejumlah kriteria untuk menindaklanjuti melalui penyelidikan maupun penyidikan hingga menetapkan siapa yang menjadi tersangka.

Termasuk di dalamnya adalah sudut pandang penegakan hukum yang diambil dan penerapan pasal yang dilanggar sepenuhnya adalah menjadi wewenang dari penyidik. Dokumen hasil penyidikan nantinya juga akan dipelajari oleh pihak kejaksaan, sebelum akhirnya dinyatakan siap untuk diajukan ke persidangan.

“Pelaku penyebaran maupun pelaku konten pornografi sama-sama punya peluang ditetapkan sebagai tersangka tergantung dari hasil kerja penyidik dalam mendapatkan kelengkapan alat bukti yang syah untuk kepentingan penetapan status tersangka tersebut,” kata Yudi memaparkan.

Pakar IT ITB: Rekaman Chat HRS dan FH Palsu

Kanigoro.com menemui Moch. Almazaki, Praktisi dan Ahli IT Developer dan Telecom Consulting serta penggiat Jaringan Teknisi Ponsel Indonesia dari ITB Bandung.

Menurut pria yang akrab dengan panggilan Kang Zaki, ada beberapa modus yang bisa dilakukan oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan, mengangkat atau menggiring opini via percakapan aplikasi chat.

Pertama, melalui manipulasi grafis, caranya dengan membuat percakapan di aplikasi chat dan nomor yang dihubungi diganti dengan nama seseorang. Cara ini yang paling mudah dan paling banyak digunakan orang untuk membuat percakapan hoax.

Yang kedua, lebih tinggi dari level pertama

yaitu membuat fake aplikasi dengan tampilan yang sama persis dengan server lokal yang bisa didownload di smartphone sendiri dengan mengidentitaskan si A, B atau C untuk membuat percakapan hoax, cara ini tanpa menggunakan authorisasi nomor, email atau akun tertentu untuk melakukannya. Kemudian di ambil gambarnya atau di rekam yang selanjutnya disebarkan lewat jejaring sosial.

Yang ketiga, level dengan kelas yang lebih tinggi yang dilakukan profesional untuk maksud tertentu terhadap orang penting atau publik figur yaitu dengan cara mapping number dan membuat server khusus yang bisa menjerat dan membuat nomor target tanpa sepengetahuannya. Dengan cara ini, pelaku bebas melakukan chatting, SMS khusus dengan orang lain tanpa diketahui yang punya nomor.

Yang keempat dengan memasang aplikasi tertentu pada smartphone target sehingga dapat di pantau dan dikendalikan dari perangkat lain untuk mendapatkan berbagai informasi atau data yang dibutuhkan.

Selain dari itu, Kang Zaki juga mengatakan bahwa sebenarnya orang awam sekalipun bisa langsung melihat pembicaraan di chat palsu atau tidak dengan melihat gaya bahasa pengguna. Gaya bahasa yang digunakan sehari hari tidak akan beda dengan apa yang mereka sampaikan di aplikasi chat.

Dengan melihat bahasa dan gaya percakapan rekaman chat antara Habib Rizieq dan Firda Husein yang tersebar di media sosial adalah bukan gaya bahasa mereka. Oleh karena itu Ia meyakini kalau rekaman yang beredar tersebut adalah rekaman palsu.

Sumber: Kanigoro

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top