GuidePedia

0
Menurut para netizen Panglima TNI Gatot Nurmantyo adalah sosok yang layak dan cocok untuk menjaga NKRI ini, dan dalam media sosial mendapat dukungan terus menerus dari para netizen

Walau dalam acara ILC Gatot Nurmantyo saat Bela islam di ILC 8 november 2016 menegaskan bahwa ia lebih cinta NKRI dan Lebih penting menjaga kebhanikaan Indonesia yang berada dalam ancaman besar bangsa Asing...
Masih Ingat Hasil Survey Segitiga Institute 30 Januari 2016, Panglima TNI Gatot Ancaman Kuat Bagi Jokowi, Survei Capres 2019: 35.9% vs 59.3%



JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Meski pemilihan presiden (pilpres) masih 4 tahun lagi, tapi survei tentang calon presiden (capres) mulai bergulir.Tak jelas, apakah ini manuver politik untuk mengukur kekuatan atau sekedar bargaining untuk calon wakil presiden (cawapres) pada pilpres mendatang.

Yang menarik, capres yang muncul dalam survei yang digelar Segitita Institute ini ternyata bukan Prabowo Subiyanto, rival Jokowi dalam pilpres 2014. Tapi justeru Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo."35,9 persen responden memilih Gatot, 22,6 persen responden memilih Moeldoko, 27,4 persen responden memilih Djoko Suyatno, sementara Agus Suhartono 14,1 persen," kata Direktur Eksekutif Segitiga Institute Muhammad Sukron dalam diskusi bertajuk 'Kerinduan Publik Pada Sosok Militer' di Jakarta, Sabtu (30/1).

Ini berarti Gatot menjadi pesaing kuat bagi elektabilitas Presiden Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Menurut Sukron, seperti dilansir merdeka.com, nama Gatot lebih kuat daripada mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang hanya mendapat 22,6 persen dukungan dari responden.

Kendati begitu, Sukron mengatakan saat nama Gatot disandingkan dengan Jokowi, persentase pemilih masih berpihak kepada mantan Gubernur DKI tersebut. Jokowi unggul dengan posisi 59,3 persen sedangkan Gatot berada di posisi 38,5 persen.

"Sedangkan responden yang tidak memilih hanya sebesar 2,2 persen," ujar dia.

Sukron memperkirakan elektabilitas Gatot akan terus meningkat, apalagi waktu pelaksanaan Pilpres 2019 masih lama. "Angka ini sangat mengancam Jokowi, dengan jangka waktu sekitar tiga tahun lagi menjelang Pilpres, Gatot menjadi ancaman nyata bagi Jokowi," kata dia.

Sukron mengatakan, pihaknya memberikan pertanyaan tertutup dengan menawarkan empat nama yang pernah menjadi panglima TNI.

Di bawah Gatot, menyusul nama Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto dengan elektabilitas 27,4 persen.

Kemudian, Jenderal (Purn) Moeldoko dengan elektabilitas 19,3 persen, dan disusul Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono dengan 2,2 persen.

Muncul pula nama mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Pramono Edhie Wibowo dalam survei tersebut meskipun Pramono Edhie tidak pernah menjabat panglima TNI.

Elektabilitas Pramono dalam survei ini mencapai 18,6 persen. Menurut Sukron, pihaknya sengaja memasukkan nama Edhie ke dalam pilihan responden tersebut dengan pertimbangan tertentu.

"Karena menurut kita, meski dari KSAD, dia memiliki kans yang cukup lumayan. Setelah kita survei, benar, masuk pada urutan keempat," kata Sukron seperti dikutip kompas.com.

Ia mengatakan, Gatot menempati peringkat teratas dalam survei ini karena masih menjabat sebagai Panglima TNI dan dianggap memiliki pengaruh yang kuat di kalangan militer.

Survei ini dilakukan pada di 34 propinsi pada 4 -15 Januari 2016 dengan responden sebanyak 1.225 orang.

Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia seluruh Indonesia berusia di atas 17 tahun dan memiliki hak pilih pada Pemilu 2019 mendatang.Minimal usia responden berusia 17 tahun atau di bawah 17 tahun tapi sudah menikah.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar 2,8 persen.

Sumber : http://www.bangsaonline.com/berita/18728/panglima-tni-gatot-ancaman-kuat-bagi-jokowi-survei-capres-2019-35-9-vs-59-3

Profile Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gatot Nurmantyo

Panglima Tentara Nasional Indonesia ke-16
Petahana
Mulai menjabat
8 Juli 2015
Presiden Joko Widodo
Didahului oleh Jenderal TNI Moeldoko
Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30
Masa jabatan
25 Juli 201415 Juli 2015
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
Didahului oleh Jenderal TNI Budiman
Digantikan oleh Jenderal TNI Mulyono
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
Masa jabatan
5 Juni 20135 September 2014
Didahului oleh Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir
Digantikan oleh Letnan Jenderal TNI Mulyono
Dankodiklat TNI-AD
Masa jabatan
21 Oktober 20115 Juni 2013
Didahului oleh Letnan Jenderal TNI Marciano Norman
Digantikan oleh Letnan Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus
Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya
Masa jabatan
201021 Oktober 2011
Didahului oleh Mayor Jenderal TNI Suwarno
Digantikan oleh Mayor Jenderal TNI Murdjito
Informasi pribadi
Lahir 13 Maret 1960 (umur 56)
Tegal, Jawa Tengah
Suami/istri Enny Trimurti
Alma mater Akademi Militer (1982)
Agama Islam
Dinas militer
Pengabdian  Indonesia
Dinas/cabang  TNI Angkatan Darat
Masa dinas 1982–sekarang
Pangkat  Jenderal TNI
Unit Infanteri


Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (lahir di Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960; umur 56 tahun) adalah Panglima Tentara Nasional Indonesia yang resmi menjabat sejak 8 Juli 2015[1]. Sebelumnya, Gatot merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 yang mulai menjabat sejak tanggal 25 Juli 2014 setelah ditunjuk oleh Presiden SBY untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.[2][3][4][5] Ia sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Muhammad Munir. Pada Juni 2015, ia diajukan oleh Presiden Jokowi sebagai calon Panglima TNI, menggantikan Jenderal Moeldoko yang tengah masuk waktu purna baktinya[6].

Gatot Nurmantyo merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982 yang berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad. Gatot pernah menjadi Komandan Kodiklat TNI-AD,[7] Pangdam V/Brawijaya dan Gubernur Akmil. Selain itu, Gatot juga adalah Ketua Umum PB FORKI periode 2014-2018.[8]
Karier militer[sunting | sunting sumber]

Danton MO. 81 Kiban Yonif 315/Garuda
Dankipan B Yonif 320/Badak Putih
Dankipan C Yonif 310/Kidang Kancana
Kaurdal Denlatpur
ADC Pangdam III/Siliwangi
PS Kasi-2/Ops Korem 174/Anim Ti Waninggap
Danyonif 731/Kabaresi
Dandim 1707/Merauke
Dandim 1701/Jayapura
Sespri Wakasad
Danbrigif 1/PIK Jaya Sakti
Asops Kasdam Jaya
Danrindam Jaya
Danrem 061/Suryakencana (2006-2007)
Kasdivif 2/Kostrad (2007-2008)
Dirlat Kodiklatad (2008-2009)
Gubernur Akmil (2009-2010)
Pangdam V/Brawijaya (2010-2011)
Dankodiklat TNI AD (2011-2013)
Pangkostrad (2013-2014)
KSAD (2014-2015)
Panglima TNI (2015)

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top