GuidePedia

0
http://www.detik59.com/
Seperti Timnas Jerman yang berhasil jadi Juara Dunia 2014 setelah berdarah-darah, begitupun yang dialami Musa. Bocah 5 tahun ini tak jarang menangis jika sedang tidak mood menghafal Al Qur’an, namun airmatanya mengantarkan dia ke Kota Mekah Al Mukarromah. 

Bayangkan betapa tak mudah bagi Musa kecil. Baru berusia 5 tahun, anak ini sudah hafal Al Qur’an. Bukan hafal Juz 30, melainkan 30 Juz! Masya Allah.

Sekilas, Musa seperti jamaknya bocah seusia dia. Polos, dan suka bermain. Tapi, kita akan takjub ketika ia sudah melafalkan bacaan Al- Qur'an. Ia akan membaca surah demi surah dalam Al-Qur'an dengan lancar, dan itu dilakukan tanpa membuka mushaf. Dari Surat Al Fatihah sampai An-Naas dia hafal.


Sosok luar biasa di balik kehebatan Musa adalah Hanafi (34) dan istrinya, yang tak lain adalah orangtua Musa sendiri. Merekalah yang memperkenalkan Al Qur'an kepada Musa sejak dalam kandungan. Musa kemudian mulai mengenali Al Qur’an ketika berumur dua tahun.

"Memang sejak awal saya dan ibunya ingin anak ini menjadi seorang Penghafal Al Qur'an," ungkap Hanafi. Keinginan itu bukan romantisme spiritual belaka. Suami-istri ini memperdengarkan bacaan Al Qur’an sejak Musa masih meringkuk dalam kandungan.

Hanafi, petani di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, mengisahkan, saat Musa dua tahun ia mulai mengenalkan huruf-huruf hijaiyah. Metodenya sederhana saja. Ia menempel di dinding satu-dua huruf hijaiyah untuk selalu dilafalkan berulang-ulang oleh Musa. Dalam beberapa hari setelah anaknya menghafal huruf tersebut, Hanafi mengganti dengan huruf lainnya. Demikian sampai Musa hafal Alif hingga Ya.

Bukan tanpa halangan mengajarkan ngaji sejak usia dini. Ini pula yang dirasakan oleh Hanafi. Saat Musa berusia 3,5 tahun sudah tampak rasa bosan. Ia selalu menangis saat diajak mengaji. Tapi Hanafi terus membimbingnya. Ia tidak menghiraukan tangisan Musa.

"Saya berusaha memotivasi Musa dengan bercerita tentang orang- orang hebat, tokoh tokoh, ulama, dan lain-lain," katanya.

Untuk mempercepat proses menghafal Musa ia bermitra dengan Rumah Tahfidz Sabilar Rosyad yang terletak dekat rumahnya.

"Banyak yang bilang saya ekstrim karena tidak memberi ruang kepada anak. Jujur, saya iba juga jika ia sedang menangis. Tapi saya meyakini kalau tidak dimulai saat ini maka kedepan akan seratus atau lebih kali lebih susah," ujar Hanafi.

Kerja keras Musa dan keluarga tidak sia sia. Pada Ramadhan tahun ini, Musa menjadi salah satu peserta Program “Hafidz Indonesia“ yang ditayangkan RCTI. Dalam acara ini, di bawah bimbingan Syaikh Ali Jabir dan para juri Hafidz Indonesia, Musa semakin menambah kematangannya.

Lewat Daarul Qur'an, Musa dipertemukan dengan Syaikh Abdullah Ali Basfar, Ketua Umum Haiaah Alamiyyah untuk Tahfizil Quran di Arab Saudi.

Saat di Masjid Istiqlal, Syaikh Basfar yang datang bersama Ustadz Yusuf Mansur yang juga salah satu Dewan Pembina Haiaah Alamiyyah, dibuat terpukau dengan kemampuan Musa. Syaikh langsung membawa Musa ke Mekah untuk umroh sekaligus diikutsertakan pada lomba Tahfidz International yang diikuti kontingan dari 25 negara.

Di ajang internasional itu, Musa tidak canggung meski berkompetisi dengan peserta lain yang usianya lebih tua. Anak ini menjadikan mereka kakak dan sahabat.

Musa akhirnya meraih peringkat ke-12 dengan nilai 90,83 berpredikat jayyid (bagus). ‘’Alhamdulillah, tahun ini seperti Aljazair, mudah-mudahan tahun depan seperti Jerman, jadi juara dunia,’’ Ustadz Yusuf Mansur menghibur Musa.

Sumber:http://www.pppa.or.id/

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top