GuidePedia

0
Oleh Mr Aulia

Anis Matta, Tokoh Reformasi, Dijagokan DPW PKS dalam Pilpres 2014. Anis Matta, bukan lagi sosok muda yang asing di telinga saya. Ia adalah salah satu tokoh idola saya dari banyak tokoh lainnya yang saya dalami cara berpikir mereka masing-masing. Sejak dulu saya sangat ingin sekali menghadiri setiap apapun kegiatan yang dihadiri olehnya. Salah satunya speech yang disampaikan olehnya dalam berbagai kesempatan.

Faktanya, harapan untuk langsung mendengarkan dan merasakan atmosfir intelektualitasnya tak kunjung pernah terlaksana. Meskipun demikian, saya tetap mengikuti dan mengamati cara anak muda tersebut dalam mengelola pemahaman yang berbeda di tengah keragaman perspektif, melalui tulisan-tulisan yang banyak dipublikasikan di berbagai media. Baru-baru ini tulisan terbarunya terbit di harianThe Jakarta Post.

Garis besar pemahamannya dalam berpolitik adalah upaya dalam membuka mind kebanyakan suatu kelompok yang terbatas dan sekedar menganggap bagus hanya dalam kelompok dirinya saja.

Padahal, sebagai kelompok tak harus memaksakan diri adalah yang paling baik diantara banyak orang, melainkan sebagai suatu kelompok harus mampu memberikan titik persamaan yang harmoni sehingga hidup bersama dalam tanah Indonesia ini dapat terwujud dengan baik.

Anis Matta adalah sosok anak muda yang kebetulan lahir dari platform partai politik dakwah. Partai yang dikenal nyaris dianggap kumpulan malaikat, sehingga noda kecil saja yang melekat pada partai ini akan sangat kentara di mata banyak masyarakat. Apalagi kasus yang dianggap menggulung habis citra partai melalui kasus yang dihadapi eks presiden partainya. Tentu ini cara pandang yang butuh sentuhan setrika.

Dalam kesempatan ini, saya tidak memiliki kapasitas menjelaskan platform partai ini, namun saya melihat sudut pandang seorang anak muda kecil dari timur, Makassar.

Anak muda ini sekarang menjadi salah satu bakal kandidat presiden di Indonesia. Meskipun dirinya mendapat banyak dorongan untuk pencalonan di tahun 2014, dengan jabatannya sebagai presiden suatu partai, tak lantas membuat dirinya percaya diri dan tinggi hati akan otomatis naik dan menjadi sebagai calon presiden Indonesia.

Sebagai masyarakat awam, tak lantas kita harus mengerinyitkan dahi, ketika mendengar nama seseorang dari partai politik yang akan naik menjadi seorang calon pemimpin. Karena pada dasarnya jalan satu-satunya yang spesifik dan legal untuk menjadi seorang pemimpin bangsa atau secara definitif sebagai presiden RI adalah melalui jalur politik. Terlepas ia adalah pengurus partai politik atau seseorang yang hanya menumpang berlayar dengan perahu partai politik. Kalau ada cara lain selain ini, coba sampaikan. Lets disscuss it, and applicate it.

Dalam suatu kesempatan bincang-bincang dengan ketua umum partai politik yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi nasional, Anis Matta menyebutkan bahwa seorang calon yang menonjol di republik ini tak harus menjadi leader bagi kelompoknya saja, melainkan harus bisa berdiri di tengah semua kelompok dan akhirnya hubungan harmoni antar semua kelompok yang tergabung dalam semua segmentasi masyarakat Indonesia dapat terwujud dengan baik.

Inilah ide inklusif yang dibawa oleh Anis Matta dkk. Karena pada dasarnya kebuntuan dan dislike akut yang sengaja diperlihatkan banyak orang atau kelompok yang berlainan ideologi adalah ketidaksiapan untuk duduk bersama dan membahas apa-apa yang selama ini membuat diri merasa tidak nyaman dan selalu hidup berbatas dan sebagainya dengan referensi yang sangat terbatas. Alangkah indahnya dapat berpikir terbuka atau yang biasa diistilahkan dengan open minded. Hal inilah yang dicoba oleh Anis Matta dalam upaya pertemuan titik temu dari sekian banyak persamaan yang terpisah.

Negara ini bukanlah didirikan untuk menyamaratakan semua ketinggian. Bukan pula mensejajarkan semua tingkatan. Melainkan untuk menjalin titik-titik kesamaan dalam variasi orientasi hidup yang sangat beragam, pelik dan sangat tak mungkin untuk diseragamkan.

Yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana pemimpin yang muncul di suatu hari nanti, dapat mempertemukan sedikit kesamaan yang dimiliki ragam kelompok yang ada, sehingga dengan hal demikian persatuan Indonesia dapat terlaksana dengan baik. Tak hanya sekedar tulisan yang nangkring di urutan ketiga falsafah hidup berbangsa, yaitu Pancasila.

Sehingga, dalam memilih pemimpin, kita sebagai orang awam mendapat tambahan referensi dalam memilih RI 1 pada tahun 2014 nanti. Banyak tokoh yang sangat potensial terpilih sebagai RI 1 sekaligus potensial dapat memimpin bangsa ini dengan baik. Namun semua pemimpin potensial tersebut pasti memiliki kelemahan dan kelemahan yang pada akhirnya dijadikan bahan bullying bagi orang-orang yang tidak siap dengan banyak perbedaan.

Dalam salah satu kata yang membuat saya tertegun yang dikutip dari tulisan Angel Chernoff adalah When you stop expecting people and situations to be perfect, you can start to appreciate them for who and what they are. (Ketika Anda berhenti mengharapkan orang dan situasi untuk menjadi sempurna, Anda bisa mulai menghargai mereka -red)

Disinilah titik landas yang sebenarnya yang sudah lama hilang dan tertimbun lumpur egosentrisme yang dimiliki banyak masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan yang dimiliki banyak calon pemimpin kita, dapat diperbaiki oleh cara kita memandang dan membantu mereka dalam memperbaiki tanah besar Indonesia ini menjadi yang lebih baik.

Bukan dengan cara menumpahkan masalah demi masalah di tengah jalan yang sedang dibersihkan menuju Indonesia yang bercorak indah, dan berdaya saing tinggi di kancah dunia secara global.

Dan pada akhirnya, semua tergantung kita masyarakat awam dalam memilih. Referensi yang beragam harus diasah kembali, sehingga kita benar-benar mendapatkan referensi yang berimpilikasi harmonitas hidup berbangsa dan bernegara. Tak harus melawan hati nurani diri sendiri.

Anis Matta, Tokoh Reformasi, Dijagokan DPW PKS dalam Pilpres 2014*sumber: Kompasiana

Post a Comment

Terimkasih anda telah Mendukung Keadilan dan Kebenaran

detik59.com hadir karena Jujur itu Wajib dan Bohong itu Dosa! Berjuang untuk keadilan dan kebenaran itu Wajib, Meninggalkan medan perang melawan tirani kebohongan adalah Haram!!!

Salam Sukses
ayi.okey@gmail.com CEO www.pesantrenbisnis.com

 
Top